INOVASI MEDIA PEMBELAJARAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam proses belajar
mengajar, guru bertugas sebagai penyampai materi sekaligus berkewajiban
mengembangkan topik pembelajaran agar memberikan hasil belajar yang optimum, Boyce, dkk. 1997 (dalam nurulelkhalieqy). Untuk mencapai tujuan ini maka
diperlukan inovasi media pembelajaran yang dapat dipergunakan untuk
meningkatkan kemampuan siswa belajar dengan mudah dan efisien berdasarkan
pengetahuan dan kemampuan yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran, sehingga
materi yang diberikan dapat dengan mudah dipahami oleh siswa.
Media pembelajaran dapat diakui apabila dapat dipergunakan secara luas
dalam pembelajaran dan terbukti efektif dalam meningkatkan pemahaman dan hasil
belajar (prestasi belajar siswa). Dengan demikian, media pembelajaran sebaiknya
fleksibel terhadap hasil dan tujuan pembelajaran sehingga penyampaian materi
menjadi terfokus.
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang berbagai
Media Pembelajaran yang mengalami perkembangan dari zaman tradisional ke zaman
modern.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Pengertian media
pembelajaran.
2. Pengenalan
berbagai media pembelajaran yang mengalami inovasi.
3. Sebab-sebab media pembelajaran
tersebut mengalami inovasi.
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian media
pembelajaran.
2. Untuk mengetahui Pengenalan
berbagai media pembelajaran yang mengalami inovasi.
3. Untuk mengetahui Sebab-sebab
media pembelajaran tersebut mengalami inovasi.
BAB I
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Inovasi Media Pembelajaran
Bahasa
inovasi media pembelajaran
terdiri dari tiga kata yakni
kata inovasi, media dan kata pembelajaran. Inovasi memiliki arti pembaharuan. Stephen
Robbins (1994), Mendefinisikan, inovasi sebagai suatu gagasan baru yang
diterapkan untuk memprakarsai atau memperbaiki suatu produk atau proses dan
jasa. Inovasi juga biasa dikatakan suatu penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang
sudah dikenal sebelumnya.
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti
‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Dalam bahasa Arab, media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau
informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran
maka media itu disebut Media Pembelajaran. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa media adalah bagian yang tidak terpisahkan
dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya
dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya.
sedangkan
pembelajaran memiliki arti sebuah kegiatan penyampaian ilmu pengetahuan dari
seorang tenaga pendidik kepada para peserta didiknya. Menurut Yunus Abidin (2014:1) berdasarkan pengertia pembelajaran yang
berpusat pada sudut pandang kognitif, ia mengatakan pembelajaran adalah upaya
guru untuk memberikan stimulus, bimbingan, pengerahan, dan dorongan kepada
siswa agar terjadi proses belajar. Pembelajarn dalam definisi ini bukanlah
sebuah pemberian pengetahuan, melainkan proses pembentukan pengetahuan oleh
siswa dan untuk siswa melalui optimalisasi kinerja kognitifnya.
Sehingga dapat kita ambil sebuah kesimpulan bahwa inovasi media pembelajaran
merupakan sebuah upaya pembaharuan terhadap berbagai komponen yang diperlukan
dalam penyampaian materi pelajaran berupa ilmu pengetahuan dari tenaga pendidik
kepada para peserta didik dengan tujuan untuk memberikan optimalisasi kinerja
koknitif terhadap siswa.
B.
Pengenalan berbagai media
pembelajaran yang mengalami inovasi.
1.
Media Pembelajaran Visual
2.
Media
Pembelajaran Audio – Visual
Media pembelajaran audio visual
merujuk kepada media pembelajaran yang padanya mengandung komponen (unsur)
berupa visual (pemandangan/gambar/dilihat) dan audio (suara/didengar). Jadi
media pembelajaran audio visual adalah perantara atau penyampai pesan
pembelajaran yang mengandung komponen visual dan suara. Karena menggunakan
lebih dari satu indera dalam pemanfaatannya, maka media audiovisual seringkali
juga dimasukkan ke dalam kelompok multimedia.
Media pembelajaran audio visual terdiri dari beragam bentuk. Jika kita menengok ke beberapa dekade yang lalu maka kitapun sudah mengenal media pembelajaran audio visual tradisional seperti:
Media pembelajaran audio visual terdiri dari beragam bentuk. Jika kita menengok ke beberapa dekade yang lalu maka kitapun sudah mengenal media pembelajaran audio visual tradisional seperti:
·
Media pembelajaran audio visual jenis taktil (sentuh)
seperti globe (bola bumi), beragam bentuk peta dan relief, serta berbagai
bentuk media pembelajaran manipulatif lainnya.
·
Media pembelajaran visual seperti slide, foto-foto,
film, dan rekaman video.
·
Media pembelajaran audio seperti rekaman pita kaset,
CD (Compact Disc), dan sebagainya.
Perkembangan Jaman dan Media
Pembelajaran Audio Visual
Perkembangan jaman telah membawa
revolusi besar dalam pengembangan media pembelajaran yang digunakan di
kelas-kelas. Beragam produk digital telah memperkaya dan memfungsikan media
pembelajaran lebih dari sebelumnya. Sekarang ini sangat mudah kita temui dan
bahkan dibuat langsung oleh guru, beragam media pembelajaran audio visual
modern untuk digunakan bersama-sama alat elektronik dan gadget seperti CD ROM, DVD (digital video disc), audio
book, video klip, dan CD musikal. Media-media pembelajaran berbasis web dan software-software (perangkat lunat) pun merambah masuk ke kelas-kelas
untuk memaksimalkan pembelajaran. Para penerbit (dalam skala industri) bahkan
bersaing untuk memperoleh keuntungan dari perkembangan media digital berbasis
audio visual ini dengan meluncurkan beragam produk. Para penerbit dan produsen
ini merancang media-media audio visual dengan sangat menariknya.
Produk Media Audio Visual dan
Kebutuhan Pembelajaran
3.
Karena itulah, perlu seleksi yang
ketat apabila guru dan sekolah menggunakan produk-produk
yang dihasilkan oleh para produsen media pembelajaran ini, karena seringkali
mengacu pada penggunaan dana yang cukup besar ditambah begitu cepatnya
perkembangan kemajuan dan inovasi yang ditawarkan. Apabila direncanakan untuk
membeli produk-produk media pembelajaran audio visual yang ditawarkan tentu
sebaiknya direview terlebih dahulu seberapa cocokkah konten yang dihadirkan dan
seberapa efektif dan efisienkan produk media pembelajaran audio visual itu bila
digunakan dalam pembelajaran. Pembelian produk-produk ini dapat dilakukan jika
guru belum mempunyai kemampuan dalam merndesain dan memproduksi sendiri media
audio visual sejenis. Alangkah lebih bagusnya apabila guru sendiri mampu
merancang dan membuat media pembelajaran berbasis audio visual modern untuk
digunakan di kelas yang diampunya sehingga bersesuaian dengan kebutuhannya
sendiri. Guru sangat penting untuk mampu membuat media pembelajaran audio
visual sendiri, karena pada era sekarang beragam konten yang bersifat gratis
dan terbuka untuk digunakan secara bebas tersedia dengan melimpah di berbagai
website (internet). Guru tinggal memadukan, memodifikasi, atau mengadaptasi
sesuai keperluannya dalam pembelajaran. Guru dapat memadukan beragam gambar,
video klip, suara, musik, dan teks dalam format power pointatau flash. Guru bahkan dapat membuat media pembelajaran
berbasis audio visual yang bersifat interaktif sehingga dapat meningkatkan
beragam aktivitas belajar siswa.
C.
Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam
Dasar adalah
landasan tempat berpijak atau tegaknya sesuatu agar sesuatu tersebut tegak
kokoh berdiri. Dasar suatu bangunan
yaitu fondamen yang menjadi landasan bangunan tersebut agar bangunan itu tegak
dan kokoh berdiri. Dengan adanya dasar ini maka pendidikan Islam akan tegak
berdiri dan tidak mudah diombang- ambingkan oleh pengaruh luar yang mau
merobohkan ataupun mempengaruhinya. Dasar pendidikan Islam secara garis besar
ada 3 yaitu: Al- Qur’an, As- Sunnah dan Perundang- undangan yang berlaku di
Negara kita.
a. Al- Qur’an
Al- Qur’an adalah kalam Allah yang telah diwahyukan- Nya kepada
nabi Muhammad bagi seluruh umat manusia. Ia merupakan sumber pendidikan yang
terlengkap, baik itu pendidikan kemasyarakatan (sosial), moral (akhlak), maupun
spiritual (kerohanian), serta material (kejasamanian) dan alam semesta. Oleh
karena itu, pelaksanaan pendidikan Islam harus senantiasa mengacu pada sumber
yang termuat dalam Al- Qur’an. Dengan berpegang kepada nilai- nilai Al- Qur’an
terutama dalam pelaksanaan pendidikan Islam--, akan mampu mengarahkan dan
mengantarkan manusia bersifat dinamis kreatif, serta mampu mencapai esensi
nilai- nilai ‘ubudiyah pada Khaliqnya.
Dengan sikap ini, maka proses pendidika Islam akan senantiasa
terarah dan mampu menciptakan dan mengantarkan out putnya sebagai manusia berkualitas
dan bertanggungjawab terhadap semua aktivitas yang dilakukannya. Hal ini dapat
dilihat, bahwa hampir dua pertiga dari ayat Al- Qur’an mengandung nilai- nilai
yang membudayakan manusia dan memotivasi manusia untuk mengembangkan lewat
proses pendidikan. Proses kependidikan tersebut bertumpu pada kemampuan
rohaniah dan jasmaniah individu peserta didik, secara bertahap dan
berkesinambungan, tanpa melupakan kepentingan perkembangan zaman dan nilai
Ilahiah. Kesemua proses kependidikan Islam tersebut merupakan proses konservasi
dan transformasi, serta internalisasi nilai- nilai dalam kehidupan manusia
sebagaimana yang diiinginkan oleh ajaran Islam. Dengan upaya ini, diharapkan
peserta didik mampu hidup secara serasi dan seimbang, baik dalam kehidupan di
dunia maupun di akhirat.
b. As- Sunnah
As-
Sunnah ialah perkataan, perbuatan atau pengakuan Rasul Allah SWT. Sunnah
merupakan sumber ajaran kedua sesudah Al- Qur’an. Sunnah berisi petunjuk
(pedoman) untuk kemashlahatan hidup manusia dalam segala aspeknya, untuk
membina umat menjadi manusia seutuhnya atau muslim yang
bertaqwa. Dari
sini dapat dilihat bagaimanan posisi dan fungsi hadits Nabi sebagai sumber
pendidikan Islam yang utama setelah Al- Qur’an. Eksistensinya merupakan sumber
inspirasi ilmu pengetahuan yang berisikan keputusan dan penjelasan nabi dari
pesan- pesan Ilahiah yang tidak terdapat dalam Al- Qur’an, maupun yang terdapat
dalam Al- Qur’an.
Lewat
contoh dan peraturan- peraturan yang diberikan Nabi, merupakan suatu bentuk
pelaksanaan pendidikan Islam yang dapat ditiru dan dijadikan referensi teoritis
maupun praktis. Proses pelaksanaan pendidikan Islam yang ditunjukkan Nabi
Muhammad SAW. merupakan bentuk pelaksanaan pendidikan yang bersifat fleksibel
dan universal, sesuai dengan potensi yang dimilki peserta didik, kebiasaan
(adat istiadat) masyarakat, serta kondisi alam di mana proses pendidikan tersebut
berlangsung dengan dibalut oleh pilar- pilar akidah Islamiah. Dengan mengacu
pada pola ini, menjadikan pendidikan
Islam sebagai
piranti yang tanggu dan adaptik dalam mengantarkan peserta didiknya membangun
peradaban yang bernuansa Islami.
c. Perundang- undangan yang berlaku di Indonesia
Yakni dasar dari UUD 1945 dalam Bab XI pasal 29 ayat 1 dan 2, yang
berbunyi:
Ayat
1 berbunyi: “ Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.”
Ayat
2 berbunyi: “ Negara menjamin kemerdekaan tiap- tiap penduduk untuk memeluk
agamanya dan kepercayaannya itu.”
Sedangkan dari Undang- undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional ini dapat disimpulkan bahwa pendidikan keagamaan bermaksud
mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranannya sebagai pemeluk
agama yang benar- benar memadai. Di antara syarat dan prasyarat agar peserta
didik dapat menjalankan peranannya dengan baik diperlukan pengetahuan
Pendidikan Islam. Ilmu Pendidikan Islam merupakan ilmu praktis maka peserta
didik diharapkan dapat menguasai ilmu tersebut secara penuh baik teoritis
maupun praktis, sehingga ia benar- benar mampu memainkan peranannya dengan
tepat dalam hidup dan kehidupan.
D.
Tujuan
Pendidikan Agama Islam
Tujuan artinya
sesuatu yang dituju, yaitu yang akan dicapai dengan suatu usaha atau kegiatan.
Dalam bahasa arab dinyatakan dengan ghayat atau maqasid. Sedang dalam bahasa
Inggris, istilah tujuan dinyatakan dengan “goal atau purpose atau
objective”14 Suatu kegiatan akan berakhir, bila tujuannya sudah tercapai.
Kalau tujuan tersebut bukan tujuan akhir, kegiatan selanjutnya akan segera
dimulai untuk mencapai tujuan selanjutnya dan terus begitu sampai kepada tujuan
akhir. Dalam merumuskan tujuan tentunya tidak boleh menyimpang dari ajaran Islam.
Sebagaimana yang telah diungkapkan Zakiyah Darajat dalam bukunya Metodologi
Pengajaran Agama Islam menyebutkan tiga prinsip dalam merumuskan tujuan yaitu:
a. Memelihara
kebutuhan pokok hidup yang vital, seperti agama, jiwa dan raga,
keturunan,
harta, akal dan kehormatan.
b. Menyempurnakan dan melengkapi kebutuhan hidup sehingga yang diperlukan
mudah didapat, kesulitan dapat diatasi dan dihilangkan.
c. Mewujudkan keindahan dan kesempurnaan dalam suatu kebutuhan.
Pendidikan agama Islam di sekolah / madrasah bertujuan untuk menumbuhkan
dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan,
penghayatan, pengamalan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam
sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembangdalam hal keimanan,
ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada
jenjang yang lebih tinggi. Penekanan terpenting dari ajaran agama Islam pada
dasarnya adalah hubungan antar sesama manusia yang sarat dengan nilai-nilai
yang berkaitan dengan moralitas sosial itu.
Sejalan dengan hal ini, arah pelajaran etika di dalam al Qur’an dan
secara tegas di dalam hadis Nabi mengenai diutusnya Nabi adalah untuk
memperbaiki moralitas bangsa Arab waktu itu. Oleh karena itu, berbicara
pendidikan agama islam, baik makna maupun tujuannya haruslah mengacu pada
penanaman nilai-nilai Islam dan tidak dibenarkan
melupakan etika sosial atau moralitas sosial. Penanaman nilai-nilai ini juga
dalam rangka menuai keberhasilan hidup (hasanah) di dunia bagi anak
didik yang kemudian akan mempu membuahkan kebaikan (hasanah) di akhirat
kelak.
D.
Fungsi
Pendidikan Agama Islam
Sebagai suatu
subyek pelajaran, pendidikan agama Islam mempunyai fungsi berbeda dengan subyek
pelajaran yang lain. Ia dapat memiliki fungsi yang bermacam-macam, sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai masing-masing lembaga pendidikan.18 Namun
secara umum, Abdul majid mengemukakan bahwa kurikulum pendidikan agama Islam
untuk sekolah/madrasah berfungsi sebagai berikut :
1.
Pengembangan,
yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah SWT yang
telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama
kewajiban dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi
untuk menumbuhkan menanamkan keimanan dan ketakwaan dilakukanoleh setiap orang
tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuh kembangkankan lebih lanjut
dalam diri anak melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan
ketakwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat
perkembangannya.
2.
Penanaman
nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia dan
akhirat.
3.
Penyesuaian
mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan-nya baik
lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya
sesuai dengan ajaran agama Islam. Penyesuaian menta, yaitu untuk menyesuaikan
diri dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan
dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.
4.
Perbaikan,
yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekuranga –Kekurangan dan
kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman
ajaran dalam kehidupan sehari-hari.
5.
Pencegahan,
yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari budaya lain
yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia
Indonesia seutuhnya.
6.
Pengajaran,
tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam nyata dan nir-nyata),
sistem dan fungsionalnya.
7.
Penyaluran,
yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus di bidang agama
Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat
dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain.
E.
Ruang
Lingkup Pendidikan Agama Islam
Secara umum,
sebagaimana tujuan pendidikan agama islam di atas, maka dapat ditarik beberapa
dimensi yang hendak dituju oleh kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam.
Yaitu,
1.
Dimensi
keimanan peserta didik terhadap ajaran agama Islam.
2.
Dimensi
pemahaman atau penalaran intelektual serta keilmuan peserta didik terhadap
ajaran agama Islam.
3.
Dimensi
penghayatan atau pengalaman batin yang dirasakan peserta didik dalam
menjalankan ajaran Islam.
4.
Dimensi
pengamalan, dalam arti bagaimana ajaran islam yang telah di imani, dipahami dan
dihayati oleh peserta didik itu mampu menumbuhkan motivasi dalam dirinya untuk
mengamalkan ajaran agama dan nilai-nilainya dalam kehidupan pribadinya serta
merealisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sedang menurut Hasbi Ash-Shidiqi, ruang lingkup pendidikan agama Islam
meliputi :
1.
Tarbiyah
jismiyyah, yaitu segala rupa pendidikan yang wujudnya menyuburkan dan
menyehatkan tubuh serta menegakkannya, supaya dapat merintangi kesukaran yang
dihadapi dalam pengalamannya.
2.
Tarbiyah
aqliyah, yaitu sebagaimana rupa pendidikan dan pelajaran yang hasilnya dapat
mencerdaskan akal menajamkan otak semisal ilmu berhitung.
3.
Tarbiyah
adabiyah, segala sesuatu praktek maupun teori yang dapat meningkatkan budi dan
meningkatkn perangai. Tarbiyah adabiyah atau pendidikan budi pekerti/akhlak
dalam ajaran islam merupakam salah satu ajaran pokok yang mesti diajarkan agar
umatnya memiliki dan melaksanakan akhlak yang mulia sebagaimana yang telah
dicontohkan oleh Rasulullah saw.
Dengan melihat arti pendidikan islam dan ruang lingkupnya diatas
jelaslah bahwa dengan pendidikan Islam kita berusaha untuk membentuk manusia yang
berkepribadian kuat dan baik (akhlakul karimah) berdasarkan pada ajaran
agama Islam. Oleh karena itulah, pendidikan Islam sangat penting sebab dengan pendidikan
Islam, orang tua atau guru sebisa mungkin mengarahkan anak untuk membentuk
kepribadian yang sesuai dengan ajaran islam.
I.
PENUTUP
KESIMPULAN
Pendidikan Agama Islam merupakan
atau sebuah system perubahan untuk membentuk manusia yang baik, bermutu,
bertakwa, dan beriman, serta patuh pada Tuhan yang Maha Esa. Sebagai mana
tujuan dari pendidikan Agama Islam itu sendiri. Adapun jika ketidak berhasilan
pencapaian tujuan pendidikan Agama Islam tersebut, sebagai orang yang beriman
kita tahu pasti itu tidak lepas dari campur tang sang pencipta dan menjadi
pekerjaan rumah yang besar oleh kita kedepannya sebagai seorang pendidik.
DAFTAR PUSTAKA
http://nurulelkhalieqy.blogspot.co.id/2012/03/analisis-sumber-belajar-dan-media.html
